Setup Aero F1 2025: High-Downforce vs Low-Drag, Siapa Unggul di Trek Cepat?

Tim F1 menjalankan strategi ban medium-hard di sirkuit panas 2025

Dalam pengembangan mobil Formula 1 modern, pemilihan setup aero F1 jadi faktor yang sangat menentukan, terutama di sirkuit cepat seperti Monza atau Baku.

. Di musim F1 2025, saat mobil makin efisien dan grip makin kompleks, perdebatan klasik masih hidup: high-downforce atau low-drag?

Apalagi di sirkuit high-speed seperti Monza, Jeddah, atau Baku — Perbedaan hasil race di trek cepat banyak dipengaruhi oleh setup aero F1 yang efektif. Mari kita bedah siapa paling unggul dari dua pendekatan aero ini.


Apa Itu High-Downforce vs Low-Drag?

SetupCiri UtamaKelebihanKekurangan
High-DownforceSayap besar, aliran udara banyak ditahanGrip lebih kuat, stabil di tikunganTop speed rendah, ban cepat panas
Low-DragSayap tipis, minimal wingletLebih cepat di straight, hemat energiKurang grip, rawan understeer

Trek-Trek High-Speed Kunci 2025

  • Monza (Italia)
  • Jeddah (Arab Saudi)
  • Baku (Azerbaijan)
  • Spa-Francorchamps (Belgia)
  • Las Vegas

Di sirkuit seperti ini, pemilihan setup aero sangat memengaruhi konsumsi ban, kecepatan maksimum, dan efektivitas DRS.


Red Bull – Paling Fleksibel di Kedua Setup

  • RB21 punya konsep aero adaptif → bisa dipakai low-drag tanpa kehilangan grip
  • Verstappen kuat di semua jenis sirkuit
  • Sidepod & floor update membuat mereka tidak tergantung sayap belakang besar

Highlight: Jeddah & Spa – Verstappen tetap unggul meski pakai sayap lebih kecil

Unggul karena efisiensi ground effect + stabilitas bodywork


McLaren – Low-Drag Tapi Tetap Stabil

  • MCL60B didesain untuk rolling speed tinggi + brake stability
  • Setup aero cenderung tipis, cocok untuk trek cepat
  • Norris dan Piastri hanya kehilangan waktu kecil di sektor sempit

Highlight: Las Vegas – McLaren mencetak sektor straight tercepat tanpa kehilangan posisi di S3


Ferrari – Masih Andalkan Downforce Tinggi

  • SF-25 lebih cocok di trek teknikal seperti Imola atau Hungaroring
  • Di sirkuit cepat, mereka kesulitan DRS effectiveness
  • Leclerc harus menutup gap lewat braking zone

Masalah: Mobil understeer saat dipaksa gunakan setup tipis


Mercedes – Masih Mencari Keseimbangan

  • W15 lebih baik dari pendahulunya, tapi belum fleksibel secara aero
  • Terlalu banyak kompromi → tidak dominan di trek cepat maupun teknikal
  • Antonelli lebih nyaman dengan wing kecil, Hamilton justru kebalikannya

Analisis Teknikal: Kapan Harus Pilih Apa?

✅ Gunakan low-drag ketika:

  • Banyak straight panjang (Monza, Jeddah)
  • Track minim sektor teknikal
  • Tim punya suspensi yang bisa jaga ban tetap dalam window

✅ Gunakan high-downforce ketika:

  • Banyak tikungan mid-speed (Barcelona, Hungaroring)
  • Cuaca dingin → ban perlu dihangatkan
  • Mobil punya DRS kurang efektif

Kesimpulan: Fleksibilitas adalah Kunci

Di musim F1 2025, bukan soal siapa yang pakai high-downforce atau low-drag — tapi siapa yang bisa beradaptasi paling cepat terhadap karakter sirkuit.

  • Red Bull dan McLaren unggul karena punya efisiensi aero luar biasa
  • Ferrari dan Mercedes masih struggle jika dipaksa ubah setup mendadak
  • Di F1 modern, setup bukan cuma soal sayap — tapi cara seluruh mobil bekerja sebagai sistem aerodinamis menyatu

Baca juga:
👉 Strategi Ban F1 2025: Siapa Paling Stabil di Sirkuit Panas?
👉 Power Unit Paling Efisien: Siapa Terdepan di Paruh Musim 2025?

Sumber Referensi: