Sejak era ground effect kembali ke Formula 1 pada 2022, peran suspensi menjadi semakin krusial. Musim F1 2025 membawa perdebatan baru: apakah sistem suspensi aktif (active suspension) lebih unggul dari suspensi pasif (passive suspension) untuk menjaga performa aerodinamika mobil di semua kondisi trek?
Perbedaan Utama: Suspensi Aktif vs Pasif
Jenis Suspensi | Cara Kerja | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|---|
Aktif | Menggunakan aktuator elektronik/hidrolik untuk menyesuaikan ketinggian & kekakuan secara real-time | Menjaga ground clearance optimal, meredam porpoising, adaptif ke tikungan & straight | Berat, kompleks, dan risiko kegagalan lebih tinggi |
Pasif | Mengandalkan pegas, damper, dan bar mekanis tanpa kontrol elektronik | Ringan, andal, lebih mudah setup | Kurang fleksibel, sulit adaptasi kondisi lintasan berubah cepat |
Kenapa Suspensi Penting di Era Ground Effect?
Ground effect menciptakan downforce besar dari aliran udara di bawah mobil.
📌 Masalahnya: Perubahan tinggi mobil sekecil 5 mm bisa mengubah performa aero secara signifikan.
Suspensi harus:
- Menjaga ride height stabil
- Meredam porpoising (pantulan di kecepatan tinggi)
- Tetap menjaga kenyamanan pembalap saat melewati kerb
Tim dengan Suspensi Aktif Terbaik
Red Bull Racing
- Menggunakan semi-active hydraulic system
- Sangat stabil di high-speed corner
- Mampu mempertahankan performa aero saat ban aus
Highlight: GP Jeddah – Verstappen tidak mengalami porpoising di sektor lurus panjang.
Mercedes
- Berfokus pada anti-dive geometry + semi-active
- Antonelli merasa nyaman melewati kerb tanpa kehilangan grip
Kelemahan: Kadang overcompensate di sektor lambat, membuat mobil understeer.
Tim dengan Suspensi Pasif Paling Efisien
McLaren
- Desain ringan → menguntungkan di lintasan teknikal
- Mampu mempertahankan kestabilan di tikungan medium-speed
Highlight: Norris di Hungaroring – menjaga konsistensi lap time meski tidak punya sistem aktif.
Ferrari
- Mengandalkan mekanikal murni + fine-tune damper
- Cocok untuk sirkuit stop-and-go
Masalah: Masih rentan porpoising di kecepatan tinggi.
Analisis Efisiensi
- Aktif: Unggul di trek bumpy & sirkuit cepat (Spa, Jeddah, Monza)
- Pasif: Efisien di trek teknikal & lebih tahan lama tanpa banyak penyesuaian
- Ground Effect Era: Semakin condong ke semi-active system karena fleksibilitas tinggi
Kesimpulan: Masa Depan Suspensi di F1 2025
- Aktif: Dominasi Red Bull & Mercedes membuktikan efektivitasnya
- Pasif: McLaren & Ferrari masih bisa kompetitif berkat desain mekanikal yang ringan dan efisien
- Tren: F1 menuju kombinasi hybrid — suspensi semi-active yang menggabungkan reliabilitas pasif dengan fleksibilitas aktif
📌 Pada akhirnya, di F1 2025, bukan hanya jenis suspensinya yang menentukan, tapi seberapa baik tim mengintegrasikannya dengan setup aero dan strategi ban.
Baca juga:
👉 Cooling System F1 2025: Siapa Tim Paling Tangguh di Cuaca Panas?
👉 Race Pace F1 2025: Top 5 Driver Paling Konsisten Musim Ini
Sumber Referensi: