Pengereman adalah salah satu aspek paling krusial dalam Formula 1 2025. Dengan kecepatan lebih dari 330 km/jam, mobil hanya butuh 2β3 detik untuk berhenti total. Semua itu dimungkinkan oleh sistem rem karbon yang dipakai di setiap mobil.
Namun, di musim 2025, isu utama bukan hanya kekuatan pengereman, tapi juga stabilitas dan overheating. Siapa tim yang paling sukses menjaga keseimbangan dua faktor ini?
Kenapa Rem Karbon Jadi Standar di F1?
- Material Karbon-Karbon (C/C): sangat ringan, tahan suhu >1000Β°C
- Kapasitas Energi Besar: mampu menyerap energi panas ekstrem tiap lap
- Durabilitas: tetap stabil sepanjang 300 km race
π Kekurangan:
- Harus dijaga dalam window suhu ideal (350Β°C β 900Β°C)
- Jika terlalu dingin β kurang grip (brake fade)
- Jika terlalu panas β risiko retak & kehilangan performa
Tantangan Utama 2025: Stabilitas vs Overheating
- Ground Effect Era β mobil lebih cepat di tikungan, beban pengereman meningkat
- Cuaca Panas (Qatar, Bahrain, Hungaroring) β risiko rem overheat tinggi
- Sprint Race β rem harus siap full attack sejak lap pertama
Tim dengan Rem Paling Stabil
π΄ Ferrari
- Gunakan ventilasi rem lebih lebar β aliran udara optimal
- Leclerc konsisten late braking tanpa overheating
- Cocok untuk sirkuit teknikal (Hungary, Imola)
π McLaren
- Punya brake duct efisien untuk jaga suhu di window ideal
- Norris hampir tidak pernah alami brake fade
- Efektif di trek stop-go (Monaco, Singapore)
Tim yang Masih Bermasalah
π΅ Mercedes
- W15 lebih stabil dibanding 2024, tapi masih ada isu overheating di trek panas
- Antonelli beberapa kali harus lift-coast untuk jaga temperatur
π’ Red Bull
- RB21 lebih fokus ke aero β brake cooling kadang jadi kompromi
- Verstappen sempat mengeluh brake pedal βlebih panjangβ di Qatar GP
π’ Aston Martin
- Masih struggle dengan desain brake duct β Alonso sering mengalami fading saat long run
Teknologi Rem Karbon di 2025
β
Perforated Brake Disc β lubang pendingin lebih kecil tapi lebih banyak
β
Brake-by-Wire β rem belakang dikontrol elektronik untuk keseimbangan hybrid
β
Thermal Paint Monitoring β warna cat berubah untuk analisis suhu real-time
Contoh Kasus: GP Qatar 2025
- Suhu lintasan: 47Β°C
- Ferrari & McLaren β rem tetap stabil, pace konsisten
- Mercedes & Aston Martin β rem overheating, lap time drop 0.4s/lap setelah stint 12
Kesimpulan: Ferrari & McLaren Lebih Efisien
Dalam duel sistem rem karbon F1 2025, Ferrari dan McLaren terbukti paling stabil, bahkan di sirkuit panas.
- Ferrari unggul di teknikal braking zone
- McLaren stabil di window suhu optimal
- Red Bull masih kuat tapi mulai alami isu di trek panas
- Mercedes & Aston Martin butuh update brake duct besar
π Stabilitas rem = race pace terjaga. Overheating = kehilangan podium.
Baca juga:
π Cooling System F1 2025: Siapa Tim Paling Tangguh di Cuaca Panas?
π Brake Balance, Engine Mode, dan Lift-Coast: Detail Mikro Penentu Race
Sumber Referensi: