Drag Reduction System (DRS) telah menjadi bagian penting dalam dunia Formula 1 sejak debutnya pada 2011. Fungsinya sederhana: membuka flap di sayap belakang untuk mengurangi drag, menambah kecepatan, dan mempermudah overtaking. Namun, dengan perkembangan aerodinamika mobil yang makin kompleks di musim F1 2025, muncul pertanyaan besar—apakah DRS masih relevan dan efektif?
Cara Kerja DRS: Masih Sama, Tapi Lingkungannya Berubah
Sistem DRS tetap bekerja secara mekanis:
- Flap belakang terbuka saat dalam radius 1 detik dari mobil di depan (zona DRS)
- Memberikan kecepatan tambahan rata-rata 10–15 km/jam
- Hanya bisa digunakan di zona resmi DRS yang ditentukan FIA
Namun, mobil-mobil F1 2025 kini memiliki desain yang lebih kompleks:
- Aerodinamika ground effect makin maksimal
- Sidepod ultra-kompak
- Downforce makin stabil di berbagai kecepatan
Artinya, “dirty air” dari mobil depan tidak lagi seberat era turbo hybrid awal, sehingga efek slipstream alami sudah membaik—tanpa bantuan DRS.
Statistik DRS 2025: Menurun Tapi Masih Berguna
Data dari 8 balapan pertama musim ini menunjukkan:
Trek | Overtaking Total | Overtake via DRS | Persentase |
---|---|---|---|
Bahrain | 37 | 19 | 51% |
Jeddah | 45 | 31 | 68% |
Imola | 22 | 9 | 41% |
Monaco | 5 | 1 | 20% |
Catalunya | 33 | 17 | 52% |
Silverstone | 38 | 21 | 55% |
Rata-rata kontribusi DRS untuk overtaking kini turun menjadi ~48% (vs 60%+ di 2018–2021).
Apa yang Mengurangi Efektivitas DRS?
Beberapa faktor utama:
- Mobil makin stabil di belakang mobil lain → jarak mendekat bisa dilakukan tanpa bantuan DRS
- Zona DRS makin pendek di trek baru seperti Qatar dan Las Vegas
- Overtake makin banyak dilakukan lewat strategi atau corner exit, bukan straight line
DRS tetap membantu, tapi bukan satu-satunya solusi untuk duel antar pembalap.
Pendapat Pembalap dan Tim
Max Verstappen:
“Kalau mobil bisa ngikutin sedekat sekarang, DRS seharusnya cukup dikurangi atau bahkan ditiadakan di beberapa trek.”
Lewis Hamilton:
“DRS masih berguna, tapi kami perlu pendekatan baru. Kalau tidak, overtake jadi terlalu artifisial.”
FIA & Liberty Media:
Sedang mengkaji skenario uji coba race tanpa DRS di satu seri tertentu pada musim ini.
DRS vs Aerodinamika Aktif: Masa Depan?
Banyak yang menyarankan agar sistem DRS dikembangkan menjadi aerodinamika aktif:
- Flap bisa dikontrol tidak hanya di zona DRS, tapi berdasarkan manuver
- Aturan fleksibel saat hujan atau di akhir stint
- Potensi integrasi dengan strategi hybrid (MGU-K + DRS combo)
Tapi tantangan utamanya adalah biaya, legalitas, dan keadilan antar tim kecil.
Kesimpulan: Efektivitas DRS 2025 Masih Ada, Tapi Menurun
DRS F1 2025 masih efektif, tapi tak lagi dominan seperti beberapa musim lalu. Mobil yang makin bersih secara aero dan strategi yang makin kompleks membuat overtaking lebih alami.
DRS akan tetap ada—namun bisa jadi dalam format yang berbeda di masa depan. FIA dan tim tampaknya sepakat bahwa DRS butuh evolusi, bukan dihapus total.
Baca juga:
👉 Pitstop Tercepat F1 2025: Tim Paling Efisien Musim Ini
👉 Musim F1 2025: Konsistensi Jadi Kunci Perebutan Gelar
Sumber Referensi: